Senin, 14 Januari 2013

Serpihan Kata Rinduku Untuk Mama



            SERPIHAN  KATA  RINDU  UNTUK IBUKU
         Seberkas cahaya terang yang indah telah lenyap di telan awan hitam yang membawa rintikan gumpalan gerimis,terlihat disebuah teras ada seorang gadis bermuka oval sedang duduk termenung dia adalah dinda si gadis yang rajin,tapi entah mengapa belakangan ini dia terlihat sering termenung sendiri .
                                                                                      
          Tiba-tiba terdengar suara berat agak serak memangginya”dinda cepat masuk rumah”pinta bapak sambil marah, tapi seketika itu dinda tak merespon suara bapaknya yang sedang memangilnya dari tadi,bapaknya pun marah dan mendekati dinda yang sedang duduk melamun di teras depan rumah .                                             ”dinda tadi kamu tidak mendengar  yang bapak katakan,apa kamu tuli”kata bapak sambil menjewer telinga si gadis bermuka oval itu.                                                                                                                                                       ”maaf pak aku tak mendengarnya sungguh aku tak berbohong”sambil menjerit kesakitan.
Bapak dinda itu memang jahat,dia bekas narapidana yang baru keluar dari penjara karena diduga membunuh istrinya sendiri. setelah dinda masuk kekamar dan mencoba untuk merehatkan dirinya sejenak terdengar bapaknya mengebrak meja dengan begitu kerasnya                                                                                                                   “dinda apa kamu mau membiarkan bapakmu ini mati kelaparan “kata bapak.                                                  dengan begitu takut dan gemetar dinda keluar dan mencoba menjelaskan semua,tapi apa daya bagaikan angin yang berhembus bapaknyapun tak mendengarkan apa yang dikatakan dinda.malah bapaknya meninggalkan dinda sendiri dirumah.                                                                                                                                                         ”ibu apa salahku,kenapa bapak selalu marah-marah padaku “sambil memegang foto almarhumah ibunya
        Beberapa minggu ini dinda memang sedang memendam keinginan untuk berziarah ke makam ibunya ,tapi karena larangan bapaknyalah dinda tak berani untuk mengatakanya di tambah lagi dinda tidak punya uang untuk membeli setangkai mawar putih kesukaan ibunya.karena kerinduan dinda pada ibunya sangat mendalam sampai-sampai dinda tertidur dengan foto ibunya yang terpegang erat di pelukannya.
           Malam yang gelap telah berlalu tak terasa pagi telah menyapa dengan riangnya,tapi ini bukan saatnya dinda menikmati indahnya pagi dia harus menyiapkan makn untuk bapaknya,mengepel lantai,mencuci baju, bahkan dia harus mencari uang sendiri untuk membeli setangkai mawar putih untuk ibunya,selama ini dinda memang sudah tak bersekolah lagi karena tidak mampu membayar uang spp yang menuggak.setelah dinda mendapatkan uang dari hasil jualan makanan ringan diapun langsung pergi ketoko bunga di samping rumahnya,tapi bapaknyapun melihat dinda dan langsung menghampirinya                                                       ”(sambil berlari)dinda apa kau punya uang kenapa kau tak berikan padaku?”tanya bapak                                    ”tapi pak uang ini sudah kubelikan mawar putih untuk berziarah ke makam ibu “kata dinda                              ”apa kamu bilang berziarah,ibumu itu sudah mati tidak mungkin dia bisa mencium aroma mawar itu lagi”sambil mendorong dinda hingga bunganya terjatuh berserakan.
Dengan begitu harunya dinda pun mengambil satu persatu tangkai bunga yang berserakan di jalan yang berlumpur.melihat dinda sedang menangis dan mengambil bunga yang berserakan hati sang bapaknya pun tersentuh dan seketika dia berjalan kembali untuk membantu mengambil bunga yang tersisa .
Di peluklah dinda dengan begitu eratnya sambil mengucapkan sepatah kata yang membuatnya menjadi ingat akan pesan terakhir istrinya                                                                                                                                           “dinda maafkan bapakmu yang bodoh ini”bapak                                                                                                          ”aku selalu memaafkan perbuatan bapak tapi dinda mohon jangan lupakan ibu”kata dinda .                        setelah itu bapaknya pun berdiri dan membelikan setangkai maawar putih yang baru dan mengajak dinda untuk berziarah kemakam ibunya.
Hati yang gelap pun kini berubah menjadi terang benderang ,perasaan yang dulunya di penuhi akan takut dan cemas kini telah berlabuh menuju ketenangan dan kebahagiaan,karena hidup itu bagaikan sebuah peta keliru satu arah pun pasti akan tersesat dan yang bisa mengembalikan hanyalah kesadaran semata.KARYA:SIWIT M.S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar